MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK DI SEKOLAH

 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK DI SEKOLAH

SALAH SATU TUGAS GURU

            Menurut Slameto (2003) mengatakan bahwa seorang guru harus dapat mengemas atau merencanakan sebuah pembelajaran yang efektif baik untuk dirinya dan siswanya. Beliau mengatakan ada beberapa syarat-syarat agar pembelajaran menjadi lebih efektif, yaitu:

1.      Guru harus mampu menguasai banyak metode dalam pembelajaran agar dapat menyelesaikan permasalahan yang di alami siswa pada saat itu.

2.      Suasana belajar harus efektif, baik itu mental maupun fisik.

3.      Pembelajaran merangsang motivasi siswa dalam belejar.

4.      Kurikulum yang baik dan seimbang.

5.      Guru harus dapat mengetahui bahwa setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.

6.      Guru dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif apabila guru sebelumnya telah menyiapkan perencanaan untuk pemebelajaran selanjutnya.

7.      Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan kepada siswa.

8.      Seorang guru harus memiliki keberanian untuk menghadapi siswa-siswanya pada saat di sekolah dan proses pembelajaran.

9.      Guru harus memiliki jiwa demokratis di sekolah.

10.  Guru perlu merangsang anak untuk berfikir dari sebuah masalah-masalah yang diberikan oleh guru.

11.  Semua pembelajaran yang diberikan pada siswa perlu diintegrasikan.

12.  Materi pembelajaran di sekolah perlu dikaitkan dengan kehidupan nyata/masyarakat agar anak dapat merasakan manfaat pemebelajaran secara langsung.

13.  Dalam proses petukaran informasi antara guru da siswa, guru perlu memberi kebebasan untuk siswa berpendapat agar sifat berfikir kritis.

14.  Pengajaran remedial.

Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus mampu dan bisa menghasilkan suasana pembelajaran yang tepat, baik, efektif dan menyenangkan agar siswa termotivasi dan terangsang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dari semua aspek (kognitif, afektif, psikomotor).

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

            Menurut Sudrajat (2008, p. 3) model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan sebuah bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Dalam praktek di lapangan/kelas yang harus di pahami oleh guru bahwa model pembelajaran akan menjadi tepat dan efektif apabila di terapkan sesuai dengan situasi dan masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut. Makadari itu model pembelajaran haruslah memperhatikan kondisi siswa, bobot materi ajar, media ajar yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri harus diperhatikan. Berikut ini ada beberapa model pemebelajaran yang dapat di pilih oleh guru ketika perencanaan dan proses pembelajaran berlangsung, yaitu:

1. Kooperatif (Cooperative Learning)

             Sebuah pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran yang berdasarkan dengan fitrah manusia itu sendiri sebagai mahluk sosial ciptaan Tuhan. Maksudnya yaitu pembelajaran model kooperatif penuh dengan ketergantungan dengan orang lain, memiliki tujuan dan tanggung jawab bersama, saling berkerja sama satu sama lain, saling tolong-menolong, dan pembagian tugas. Dengan model ini siswa dilatih untuk saling bertukar informasi dengan yang lain untuk memecahkan/menjawab sebuah masalah secara bersama-sama dan pembelajaran kooperatif juga dapat membantu siswa yang mempunyai permasalahan dalam kognitif dan sosialnya, model ini akan membantu siswa tersebut karena pada akhirnya akan sedikit demi sedikit merangsang siswa dalam bersosial dan bertukar informasi secara lebih baik. Intinya pemebelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran secara kelompok dan bekerjasama.

            Agar kelompok menjadi kompak-partisifatif menurut Fathurrohman (2015, p. 3) yaitu, tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa heterogen (berdasarkan kemampuan, gender dan karakter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau persentasi. Alur pembelajaran kooperatif yaitu informasi, pengarahan strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, persentasi hasil kelompok, dam terakhir laporan.

Baca Juga: Penjelasan Sistem Informasi Akuntansi

2. Pembelajaran Kontektual (contextual Teaching and Learning)

            Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif ,nyaman dan menyenangkan (Fathurrohman, 2015, p. 3)

Menurut Hutagaol (2013, p. 92) pembelajaran kontektual melibatkan 7 komponen utama, yaitu:

1.      Konstruktivisme

Merupakan landasan berfikir (filosofi), bahwa pengetahuan di bangun oleh siswa sedikit demi sedikit yang hasilnya di perluas melalui konteks yang terbatas dan tidak kemana-mana tetap di 1 pembahasan.

2.      Bertanya

Pengetahuan yang dimiliki seseorang berawal dari sebuah pertanyaan dan menjadi tahu.

3.      Penemuan (Inquiry)

Pengetahuan yang di dapat oleh siswa diharapkan bukan hasil hafalan saja tetapi hasil dari penemuan sendiri dan merasakannya secara langsung.

4.      Learning Community

Hasil pembelajaran yang di hasilkan berdasarkan hasil kerja sama dengan orang lain.

5.      Modeling

Pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kopetensi tujuan, pengarahan petunjuk, contoh)

6.      Reflection

Rangkuman atau tindak lanjut

7.      Authentic Assessment

Penilaian selama proses pembelajaran hingga akhir pembelajaran.

3. Pembelajaran Berbasis Masalah

            Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pembelajaran yang mengutamakan sebuah masalah sebagai inti pembelajaran, sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan ilmu pengetahuan baru dalam diri siswa. Pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi solusi dan alternative agar terciptanya proses pembelajaran yang baru dan menyenangkan dalam memecahkan sebuah persoalan yang menarik. Siswa di latih untuk berfikir luas dan keritis dan ini sebuah tujuan yang baik untuk masa depan siswa dalam menyikapi persoalan di masyarakat luas. Menurut Fathurrohman (2015, pp. 4-5) pembelajaran bebasis masalah memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.      Belajar diawali dengan sebuah masalah.

2.      Masalah yang diberikan yang ada hubungannya kehidupan nyata siswa.

3.      Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah.

4.      Siswa diberikan tanggung jawab yang besar untuk menyelesaikan secara mandiri.

5.      Menggunakan kelompok kecil.

6.      Siswa di tuntun untuk mempersentasikan sebuah laporan dan solusi dari sebuah masalah tersebut.

4. Teams Game Tournament

            Penerapan model TGT merupakan pembelajaran kelompok secara heterogen dengan beranggotakan 3 orang, masing-masing kelompok mempunyai komposisi anggota yang comparable. Menurut Slavin (2009, p. 143) ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan dalam model pembelajaran TGT, yaitu:

1.      Presentasi kelas

2.      Belajar kemlompok

3.      Game

4.      Tournament

5.      Rekognisi tim

  Jangan Lupa Langganan (Gratis) dan Comennet Agar Kalian Tidak Ketinggalan Artikel Terbaru Dari Journal Extract. Semoga Bermanfaat dan Terimakasih

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran. J Universitas Negeri Yogyakarta. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Retrieved from.

Hutagaol, K. (2013). Pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa sekolah menengah pertama. J Infinity Journal, 2(1), 85-99.

Slameto. (2003). Faktor–Faktor Belajar yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning Teori Praktek dan Riset translated by Nurulita Yusron. J Bandung: Nusa Media.

Sudrajat, A. (2008). Pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model pembelajaran. J Online

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 PENGERTIAN PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI

PENGERTIAN MATEMATIKA MENURUT 6 PARA AHLI

PERBEDAAN ANTARA JIWA DAN NYAWA

PENGERTIAN SENI DAN PENGELOMPOKAN SENI

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

TAHAP PEMBELAJARAN MOTORIK

JENIS JENIS KEKERASAN ANAK (CHILD ABUSE)

SELF-CONTROL (PENGENDALIAN DIRI)