INDEKS MASA TUBUH DAN MENGHITUNG IMT
INDEKS MASA TUBUH DAN MENGHITUNG IMT
Menurut Susilawati (2017) dalam bukunya “Evaluasi Pendidikan Jasmani PGSD Penjas” menjelaskan Indeks
masa tubuh (IMT) adalah perbandingan tinggi berat yang sering di gunakan dalam
bidang pengukuran. IMT mengukur komposisi tubuh yang secara khusus di
pergunakan dalam sekala besar untuk studi kesehatan masyarakat , namun juga
dalam FITNESSGRAM. Cara mengitung IMT adalah dengan menggunakan rumus berikut:
Berat
badan
IMT= ➖➖➖➖➖➖➖
( Tinggi
badan)2
Keterangan : Berat badan (kg) ,
Tinggi badan (m)
Contoh menghitung IMT:
dengan menggambil berat badan seseorang 142 pound (64,61 kg) dan tingginya 5
kaki 4 inci (1,63 meter). IMT orang tersebut jika di hitung menggunakan
rumusnya adalah 24,3 kg/m2
64,61 64,61
IMT= 一一一 =
一一一一 = 24,3
(1,63)² 2,6569
Sementara berbagai
tipe indeks berat badan dan tinggi badan telah digunakan untuk mengevaluasi
komposisi tubuh, tren yang lebih terbaru telah menggunkan IMT, sebuah
dokumentasi penting di publikasikan pada tahun 1998 adalah laporan organisasi
kesehatan dunia (WHO) memberikan isyarat wabah obesitas di seluruh dunia (WHO,
1998), bagian yang paling penting dari laporan tersebut adalah komposisi tubuh
yang diklasifikasikan berdasarkan sistem pada IMT. Table 1 di berikan
klarifikasi IMT menurut WHOtentang kegemukan dn obesitas. Kebaikan dari sistem
ini adalah sistemnya begitu sederhana, berdasarkan besar tubuh pada
epidemiological dan data kesehatan , dan hasil ini menjadi alat evaluasi yang
berguna.
Baca Juga: Pendidikan Jasmani Secara Umum
Kategori antara
kegemukan dan obesitas harus dapat dibedakan berdasarkan pengukuran indeks masa
tubuh yang sudah di pelajari
Tabel 1
Kriteria
organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk
IMT kegemukan dan obesitas.
KATEGORI |
IMT |
Kurus |
< 18,5 |
Normal |
18,5 – 24,9 |
Kegemukan |
25,0 – 29,9 |
Obesitas tingkat I |
30,0 – 34,9 |
Obesitas tingkat II |
35-39,9 |
Obesitas tingkat III |
>40 |
Pengukuran laporan
terhadap persen lemak tubuh di perlihatkan sebagai “ standar utama” komposisi
tubuh untuk mendefinisikan obesitas. WHO merekomendasikan penggunaan nilai
tunggal untuk mendefinisakan kegemukan (IMT= 25) dan obesitas (IMT=30) yang
menyatakan secara tidak langsung variable lain seperti usia, jenis kelamin, dan
suku tidak mempengaruhi IMT dan hubungan persen lemak tubuh. Terhadap
penelitian ilmiah tentang tubuh yang sedang dalam masa pertumbuhan, dimana
memperlihatkan bahwa hubungan antara IMT dan persen lemak tubuh benar-benar di
pengaruhi oleh gender, usia, dan suku. Menurut Gallagher, dkk (1996) dalam Susilawati (2017) mempublikasikan persamaan prediksi untuk memperkirkan empat komponen
laboran memutuskan persen lemak tubuh dari usia , jenis kelamin, dan ras.
Semple mereka hamper meliputih 700 orang berkulit hitam dan putih, pria dan
wanita yang sangat berfariasi dalam usia dan komposisi tubuh. Mereka
mempublikasikan suatu persamaan untuk memperkirakan
empat komponen laboran memutuskan persen lemak tubuh dari usia, jenis kelamin,
dan ras. Sample mereka hampir meliputi 700 orang berkulit hitam dan putih ,
pria dan wanita yang sangat berfariasi dalam usia dan gender, tetapi tidak
termasuk ras. Mereka mempublikasikan suatu persamaan untuk memperkirakan persen
lemak tubuh dari IMT, usia, dan gender diberi kode 0 untuk wanita dan 1 untuk
pria. Dalam sebuah upaya untuk menegaskan kakuratan persamaan gallagher dkk,
data komposisi tubuh jackson-pollock terdiri dari 679 pria dan wanita yang
lebih dominan kulit putih. Persen lemak tubuh di tentukan dengan metode dua
komponen. Persamaan adalah sebagai berikut.
Perkiraan lemak tubuh antara
pria dan wanita
Gallagher, dkk
(1996)
R= 0.81, SEE= 5,7 %
fat
%fat= (1,46X IMT) + (0,14 X
usia) –
( 11,61 X jenis kelamin) – 10,02
Jackson-pollock ( jackson dan
pollock, 1978;
Jackson dkk, 1980; jackson dkk,
2002)
R=
0,75, SEE= 5,5 %fat
%fat=
(1,61 X IMT) + (0,13 X usia ) –
(12,11
X jenis kelamin) – 13,91
Memberika perkiraan
persen lemak tubuh pria dan wanita bagi standar kegemukan dan obesitas WHO
untuk usia 20, 40, dan 60 tahun. Data ini menunjukan walaupun dengan ras mayor
dan perbendaan metodelogikal dari kedua database, persamaan untuk kedua sample
menetapkan kesamaan perkiraanpersen lemak tubuh. Table tersebut juga
memperlihatkan nilai persen lemak tubuh pria dan wanita berhubungan dengan
standar IMT kegemukan dan obesitas WHO dari 25 dan 30 kg/m2. Tingkat persen
lemak tubuh untuk standar kegemukan IMT
WHO adalah sekitar 20% untuk pria dan 30% untuk wanita. Tingkat persen lemak
tubuh untuk standar obesitas IMT WHO adalah sekitar 27 % untuik pria dan hampir
40% untuk wanita. Persent lemak tubuh untuk pria dan wanita usia 60 tahun dapat
di perkirakan sekitar 6% lebih tinggi di
bandingkan usia 20 tahun untuk IMT yang sama.
Penaksiran persen lemak tubuh untuk nilai kegemukan data obesitas IMT WHO
bagi pria dan wanita berbeda usia
IMT= 25
(kegemukan IMT= 30 (obesitas)
usia |
Pria |
Wanita |
Pria |
Wanita |
||||
|
G* |
J* |
G* |
J* |
G* |
J* |
G* |
J* |
20 |
17,7 |
16,8 |
29,3 |
28,9 |
25,0 |
24,5 |
36,6 |
37,0 |
40 |
20,5 |
19,4 |
32,1 |
31,5 |
27,8 |
27,5 |
39.4 |
39,6 |
60 |
23,3 |
22,0 |
34.9 |
34,1 |
30,9 |
301 |
42.2 |
42,2 |
Kunci : G= perkiraan persen lemak tubuh dengan persamaan (Gallagher, dkk, 1996); dalam (Susilawati, 2017)
J= perkiraan persen lemak tubuh dengan persamaan (Jackson, dkk, 2002) dalam (Susilawati, 2017)
IMT lebih berguna untuk menetapkan komposisi tubuh individual dalam
kelompok. IMT kurang akurat saat mengevaluasi komposisi individual. Dalam
banyak kasus, adalah penaksiran individual yang menarik. Keterbatasan mayor IMT
adalah bahwa fatktor berat tidak dibagi kedalam berat beras lemak dan berat
lemak dan berat lemak. IMT du individu mungkin sama walaupun meeka mungkin
berbeda secara subtansial dalam % lemak tubuh. Secara fisik sehat individu yang
mempunyai otot bagus mungkin bisa melampaui standar kegemukan dan obesitas WHO,
namun memiliki % lemak tubuh mereka rendah, mengevaluasi komposisi tubuh
individu anda, harus menggunakan metode yang ada yang lebih akurat. Jika hal ini
tidak mungkin untuk menggunakan metode laporan untuk menetapkan % lemak
tubuh metode pilihan lainnya adalah
lingkar tubuh, skinfold, atau impedansi bieelektrikal.
Baca Juga: Manfaat Olahraga Renang Sebagai Terapi
Angka indeks massa tubuh atau dalam bahasa
Inggris adalah body mass index (BMI)
digunakan untuk menunjukkan kategori berat badan seseorang apakah sudah
proporsional atau belum. Melalui BMI, seseorang akan tahu apakah dia termasuk
kategori berberat badan normal, kelebihan, atau justru kekurangan.
Perkiraan jumlah total
lemak dalam tubuh yang muncul adalah hasil dari pembagian berat badan seseorang
dalam satuan kilogram dengan tinggi mereka dalam meter kuadrat. Bagi beberapa
kelompok orang, nilai indeks massa tubuh kemungkinan tidak akurat. Mereka yang
sedang hamil, adalah binaragawan, atau atlet dengan tingkat aktivitas tinggi
adalah golongan yang kemungkinan nilai IMT mereka tidak mencerminkan kesehatan
saat itu. Artinya, meski nilai IMT mereka di atas normal, ini bukan berarti
mereka memiliki lemak berlebihan.
Perhitungan IMT sendiri
dibagi menjadi empat kategori.
1. Seseorang mengalami
obesitas jika IMT-nya sama dengan atau di atas 30.
2. Saat IMT seseorang
menyentuh angka 25-29,9, maka dia dikategorikan mengalami kelebihan berat
badan.
3. IMT normal berada di
kisaran 18,5-24,9.
4. Jika seseorang memiliki
IMT di bawah angka 18,5, maka orang tersebut memiliki berat badan di bawah
normal.
Sedangkan untuk populasi
Asia, termasuk Indonesia, pengelompokan IMT adalah sebagai berikut:
1. Seseorang mengalami
obesitas jika IMT-nya berada di atas 25.
2. Saat IMT seseorang menyentuh
angka 23-24,9, maka dia dikategorikan mengalami kelebihan berat badan.
3. IMT normal berada di
kisaran 18,5-22,9.
4. Jika seseorang memiliki
IMT di bawah angka 18,5, maka orang tersebut memiliki berat badan di bawah
normal.
Sayangnya, angka-angka
di atas juga kurang akurat jika diterapkan kepada penderita gangguan makan,
seperti anoreksia nervosa. Angka indeks massa tubuh juga tidak mewakili bagi
mereka yang mengalami obesitas tingkat ekstrem (Susilawati, 2017).
Baca Juga: Manfaat Aktivitas Pendakian Gunung
Jangan
Lupa Langganan (Gratis), Share dan Comment Agar Tidak Ketinggalan Artikel
Terbaru Dari Journal Extract. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Susilawati, D.
(2017). Evaluasi Pendidikan Jasmani PGSD
Penjas. UPI Kampus Sumedang.
Komentar
Posting Komentar