JENIS METODE PEMBELAJARAN

 

(Aktivitas Pembelajaran Antara Guru dan Siswa)

JENIS METODE PEMBELAJARAN

          Metode pembelajaran merupakan proses atau prosedur yang di gunakan oleh guru untuk mencapai tujuan atau kopetensi. Menurut Susulawati (2018, pp. 37-40) mengatakan ada Beberapa metode yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran berlangsung antara lain:

·        Presentasi

Dalam sebuah prsentasi, guru menyajikan, mendramatisa atau menyebarkan informasi kepada siswa. Komunikasi dikendalikan oleh guru dengan interaksi dengan pembelajaran. Guru bisa menyelipkan pertanyaan dimana siswa dapat langsung menjawab. Sumber informasi bisa berupa buku ajar, situs internet, audio, video.

Baca Juga: Masalah dan Solusi Dalam Belajar

·        Demontrasi

Dalam sebuah demonstrasi para siswa melihat contoh nyata atau actual dari sebuah keterampilan atau prosedur untuk di pelajari. Demontrasi mungkin direkam dan diputar ulang melalui sarana media seperti video. Jika ingin intraksi dua arah atau praktis siswa dengan unpan balik di perlukan intruksi dua arah atau praktis siswa dengan unpan balik di perlukan intruksi atau tutor yang hadir secara langsun. Belajar langsung di tempat sering kali menggunakan demontrasi satu-persatu dimana siswa yang berpengalaman memperlihatkan kepada siswa lainnya bagaimana menjalankan sebuah prosedur.

Menurut Suherman (2009, p. 112) mengatakan pemberian demontrasi akan sangat membantu. Demontrasi pada dasarnya adalah peragaan baik yang di lakukan oleh guru maupun oleh siswanya yang bertujuan untuk memper jelas konsep atau intrusi yang baru saja di berikan oleh gurunya. Seperti halnya intruksi, demontrasi hendaknya di lakukan dengan mengikuti beberapa pertimangan sebagai berikur:

1.     Lokasi untuk demontrasi

Pada waktu melukan pragaan, guru harus yakin bahwa anak didiknya dapat melihat dengan jelas. Bila di lakukan di lapangan, pastikan bahwa sinar matahari tidak menyorot mata anak didiknya demkian juga pada waktu demontrasi, guru harus bisa melihat seluruh anak didiknya dengan jelas.

2.     Keseluruhan atau bagian ) whole/ part)

Pada umumnya demontrasi pertama harus di lakukan secara keseluruhan gerakan. Hal ini dimaksudnkan agar siswa mempunyai gambaran mental yang lengkap dan keterampilan yang di ajarkan  ( Rink Dan Werner, 1987) dalam (Suherman, 2009)

3.     Normal atau pelan

Seperti halnya konsep “keseluruhan/bagian”, kadang-kadang anak didik ingin melihat pelaksanaan suatu keterampilan dalam kecepatan yang normal. Untuk selanjutnya di jelaskan juga bagimana terjadinya dalam peragaan yang relative pela nada beberapa tahap dan bagaimana tahapannya.

4.     Focus verbal

Beri tahu siswa, apa yang harus dilihat oleh siswa pada waktu guru melakukan peragaan, missal “ lihat posisi kaki saya pada saat menendang.”

·        Latihan dan Praktek

Dalam latihan dan praktek para pembelajar di bidang melewati serangkaiaan latihan dan praktek yang di rancang untuk menyegarkan kembali atau meningkatkan penguasaan pengetahuan konten spesifak atau sebuah keterampilan baru, agar afektif latihan dan praktek harus menyertai unpan balik untuk memperkuat respon yang benar dan memperbaiki kesalahan yang mungkin di buat oleh siswa.

Baca Juga: Media Pembelajaran Secara Umum

·        Tutorial

Dalam tutorial, guru menyajikan konten, mengajukan pertayaan atau persoaalan, meminta repon kepada para siswa, menganalisis tempat dan menyediakan praktek hingga para siswa menunjukan level dasar komponen. Pemberian tutorial paling sering di lakukan satu lawan satu dan sering di gunakan untuk mengajar keterampilan dasar, seperti membaca, dan matematika. Perbedaan antara tutorial dan latihan dan praktek adalah tutorial memperkenalkan dan mengajarkan materi baru sementara latihan dan praktek focus pada koten yang diajarkan dalam format lainnya (Susulawati, 2018).

·        Diskusi

Diskusi adalah pertukaran gagasan dan opini di antara para siswa dan guru. Strategi ini di gunakan dalam tahap pembelajaran dan pembelajaran apa pun dan dalam kelompok kecil atau bener. Diskusi merupakan cara yang bermanfaat dalam menangkar pengetahuan, keterampilan dan sikap dari kelompok siswa sebelum mengakhiri tuuan pengajaran. Diskusi bisa di pimpin oleh guru dengan mengajukan pertayaan untuk menjdapatkan respon dari siswa dimana pertayaanya harus membuat siswa memikirkan topik atau masalah yang mereka ketahui dan menerapkan pengetahuan tersebut, pertanyaan di mulai dengan bagaimana dan kenapa.

(Aktivitas Pembelajaran Antara Guru dan Siswa)

·        Belajar Kooperatif

Belajar komperatif merupakan strategi pengelompokan dimana para siswa bekerja dari anggota siswa lainnya. Guru bisa menciptakan kelompok kooperatif formal yang di rancang untuk memastikan kelompok kooperatif formal yang di rancang untuk memastikan bahwa tujuan belajar sfesifik akan tercapai. Kelompok formal ini sebaiknya tidak berlangsung lebih lama dari tugas belajar. Pengalaman belajar kooperatif bisa bersifat informal pula. Para siswa mungkin dapat menentukan kebutuhan belajar mereka sendiri dan bekerja sama dengan siswa lain untuk meningkatkan pengalaman belajar mereka (Susulawati, 2018).

Baca Juga: Pendidikan Jasmani Secara Umum

·        Permainan

Permainan memberikan lingkungan kompratif yang dilamnya para siswa mengikuti aturan yang telah di tetapkan saat mereka berusaha mencapai tujuan pendidikan yang menantang. Ini merupakan teknik yang sangat memotivasi, terutama untuk konten yang membosankan dan repetitive. Permainan mungkin melibatkan satu siswa atau satu kelompok siswa. Dengan melakukan permainan, para siswa mulai mengenali pola yang ada dalam situasi tertentu. Permainan bisa menantang dan menyenangkan untuk di mainkan. Permainan bisa memberikan pengalaman belajar yang beraneka ragam.

·        Simulasi

Simulasi melibatkan para siswa menghadapi situasi kehidupan nyata dalam versi di perkecil. Simulasi memungkinkan praktek realistic tampa mengeluarakan biaya dan resiko. Simulasi mungkin melibatkan dialog peseta, memanipulasi materi dan perlengkapan atau intruksi dengan computer. Simulasi dapat digunakan untuk seluruh kelas atau kelompok kecil yang bekerja sama. Missal kita ingin menjelaskan tentang proses pembakaran pada mobil kita bisa membawa model mobil mainan dan menjelaskan pada siswa tentang simulasi mesin mobil dan siswa dapat memahami konsep yang sedang disajikan dan melindungi mereka dari bahaya menyalakan mesin yang sesungguhnya (Susulawati, 2018).

·        Penemuan

Strategi penemuan menggnakan pendekatan induktif atau penyelidikan, untuk belajar. Strategi ini menyajikan masalah untuk di selesaikan melalui percobaan dan kesalahan ( trial and error). Tujuan strategi penemuan adalah untuk memacu pemahaman konten yang lebih mendalam melalui keterlibatan dengan konten tersebut. Aturan atau prosedur yang di temukan oleh siswa mungkin berasal dari percobaan sebelumnya, berdasarkan dari buku referensi atau situs internet (Susulawati, 2018).

 Baca Juga: Model-Model Pembelejaran Efektif Untuk Di Sekolah

KESIMPULAN

Berdasarkan paparan teori di atas dapat di simpulkan bahwa Metode pembelajaran merupakan proses atau prosedur yang di gunakan oleh guru untuk mencapai tujuan atau kopetensi, di antaranya metode persentasi, demonstrasi, latihan dan praktek, tutorial, diskusi, belajar kooperatif, permainan, simulasi, dan penemuan itu semua adalah meode seorang guru dalam melakukan suatu pembelajaran untuk mencapai tujuan dan kopetensi.

Jangan Lupa Langganan (Gratis), Share dan Comment Agar Tidak Ketinggalan Artikel Terbaru Dari Journal Extract. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Suherman, A. (2009). Repitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Susilawati, D. (2018). Inovasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. UPI PRESS: Universitan Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 PENGERTIAN PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI

PENGERTIAN MATEMATIKA MENURUT 6 PARA AHLI

PERBEDAAN ANTARA JIWA DAN NYAWA

PENGERTIAN SENI DAN PENGELOMPOKAN SENI

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

TAHAP PEMBELAJARAN MOTORIK

JENIS JENIS KEKERASAN ANAK (CHILD ABUSE)

SELF-CONTROL (PENGENDALIAN DIRI)