SELF-CONTROL (PENGENDALIAN DIRI)
SELF-CONTROL (PENGENDALIAN DIRI)
Menurut Chaplin (2006) menjelaskan self-control merupakan kemampuan untuk membimbing
tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls
atau tingkah lalu impulsif. Adapun menurut
Gunarsa (2009) mengemukakan bahwa pengendalian diri adalah
seperangkat tingkah laku yang berfokus pada keberhasilan mengubah diri pribadi,
keberhasilan menangkal pengerusakan diri (self-destructive),
merasa mampu pada diri sendiri, perasaan mandiri (autonomy) atau bebas dari pengaruh orang lain, kebebasan menentukan
tujuan, kemampuan untuk memisahkan perasaan dan pikiran rasional, serta
seperangkat tingkah lalu yang berfokus pada tanggung jawab atas diri pribadi.
Dari dua penjelasan di atas maka dapat di simpulkan
bahwa self-control (pengendalian diri) merupakan sebuah usaha dalam diri
manusia untuk mengontrol suasa diri yang di pengaruhi oleh faktor eksternal
maupun internal, yang di olah oleh diri sendiri menjadi suatu hal yang dapat di
eksekusi maupun di redam.
Baca Juga: Psikologi Secara Umum
JENIS-JENIS
SELF-CONTROL (PENGENDALIAN DIRI)
Menurut Sarafino and Smith
(2014) menjelaskan terdapat 5 jenis tipe dalam mengontrol
atau mengendalikan diri, yaitu:
1.
Behavioral
Control
Berkaitan dengan keampuan untuk mengambil tindakan
yang konkrit untuk mengurangi dampak stressor. Tindakan tersebut mungkit dapat mengurangi
intensitas peristiwa yang penuh dengan tekanan atau memperpendek jangka waktu.
Menurut Averill (1973) mengatakan bahwa behavioral
control mempunyai 2 komponen yaitu regulated
administrasion (mengatur pelaksanaan) dan stimulus modification (kemampuan modifikasi stimulus).
Kemampuan modifikasi stimulus adalah suatu kemampuan
untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki
dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat yang dapat dilakukan untuk mencegah atau
menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu diantara rangkaian stimulus yang
sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan
membatasi intensitasnya.
Kemampuan mengatur pelaksanaan adalah kemampuan
individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan,
dirisinya sendiri atau sesuatu di luar dirinya. Seseorang yang memeliki
kemampuan mengontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan
menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan
sumber eksternal.
Baca Juga: Psikologi Pendidikan Secara Umum
2.
Cognitive
Control
Cognitive
control adalah kemampuan
untuk menggunakan proses dan strategi yang sudah dipikirkan untuk mengubah
mengatur stressor. Hal ini untuk memodifikasi akibat dari sebuah
tekanan-tekanan yang di rasakan. Strategi tersebut termasuk dalam hal yang
berbeda atau fokus pada kesenangan atau pemikiran yang netral atau membuat
sensasi.
Menurut Averill (1973) mengemukakan cognitive
control terdiri dari 2 komponen, yaitu memperoleh informasi (information again) dan melakukan
penilaian (appraisal).
Dengan informasi yang dimiliki oleh seseorang mengenai
suatu keadaan yang tidak menyenangkan, seseorang tersebut dapat mengatasinya
sebuah keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian
berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa
dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.
3.
Decisional
Control
Decisional
control adalah kesempatan
untuk memilih antara prosedur alternative atau cara bertindak. Menurut Averill (1973) menjelaskan decisional
control adalah kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan
berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Self-control dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan
adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk
memilih berbagai kemungkinan.
Baca Juga: Jenis-jenis kekerasa pada anak (Child abuse)
4.
Informational
Control
Informational
control adalah waktu yang
tepat untuk mengetahui lebih banyak tentang tekanan-tekanan, apa saja yang
terjadi, mengapa dan apa kosekuensi selanjutnya. Informasi control diri dapat
mengurangi tekanan dengan meningkatkan kemampuan individu untuk memprediksikan
dan mempersiapkan atas apa yang akan terjadi dengan mengurangi
ketakutan-ketakutan yang sering dimiliki seseorang yang tidak terduga.
5.
Retrospective
Control
Retrospective control adalah bertujuan untuk
menyakinkan tentang apa dan siapa yang mengakibatkan tekanan-tekanan setelah
ini terjadi.
(Sarafino & Smith,
2014).
Itulah beberapa penjelasan singkat mengenai apa
pengertian self-control dan juga 5 jenis tipe self-control yang dapat kita
pahami dan terakpan di kehidupan.
Baca juga: Penyebab Munculnya Kekerasan Pada Anak
Jangan Lupa Langganan (Gratis), Share dan Comment Agar
Tidak Kentinggalan Aktikel Terbaru Dari Journal Extract. Terimakasih
DAFTAR
PUSTAKA
Averill, J. R.
(1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to stress. J Psychological bulletin, 80(4), 286.
Chaplin,
J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi
(terjemahan Kartono, K). PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Gunarsa,
S. D. (2009). Dari anak sampai usia
lanjut: Bunga rampai psikologi perkembangan. BPK Gunung Mulia: Jakarta.
Sarafino, E. P., & Smith, T. W.
(2014). Health psychology: Biopsychosocial
interactions. John Wiley & Sons: New York.
Komentar
Posting Komentar